Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur


Tabel Periodik Unsur Kimia

Atom merupakan bagian terkecil dari unsur, sehingga dapat disimpulkan bahwa sifat suatu unsur ditentukan oleh keadaan dari atom-atom penyusun unsur tersebut. Atom tersusun dari inti atom (proton dan neutron) yang dikelilingi oleh elektron. Proton, neutron, dan elektron dari atom apa saja mempunyai sifat yang sama. Hal yang membedakan sifat atom dan juga unsur adalah bagaimana elektron-elektron disekitar inti tersusun. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka konfigurasi elektron suatu atom menentuka sifat dari suatu unsur. Oleh karena itu, unsur-unsur dengan konfigurasi elektron yang mirip akan mempunyai sifat yang mirip dan apabila dihubungkan dengan letak unsur dalam sistem periodik, maka sifat keperiodikan unsur dapat dijelaskan sebagai unsur-unsur yang terdapat pada golongan yang sama mempunyai kemiripan konfigurasi elektron, maka unsur yang segolongan mempunyai sifat yang mirip dan unsur-unsur yang terdapat dalam satu periode dari kiri ke kanan, konfigurasi elektronnya berubah secara teratur. Hal ini berakibat pada perubahan sifat unsur secara teratur, sehingga unsur-unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan mempunyai sifat yang berubah secara teratur.

1. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom merupakan jarak dari pusat atom (inti atom) sampai kulit elektron terluar yang ditempati elektron. Panjang pendeknya jari-jari atom ditentukan oleh 2 faktor, yaitu:

1. Jumlah kulit elektron 
Semakin banyak jumlah kulit yang dimiliki oleh suatu atom, maka jari-jari atomnya makin panjang.

Misalnya:
Jari- jari atom natrium lebih panjang dari jari-jari atom litium sebab jumlah kulit yang dimiliki atom natrium lebih banyak dari atom litium.



2. Muatan Inti Atom
Bila jumlah kulit dari dua atom sama banyak, maka yang berpengaruh terhadap panjangnya jari-jari atom adalah muatan inti atom. Semakin besar muatan intinya, gaya tarik inti atom terhadap elektron lebih kuat sehingga semakin pendek jari-jari atomnya.

Misalnya:
11Na : 2 8 1 
17Cl  : 2 8 7

Kedua atom ini mempunyai jumlah kulit yang sama banyak (3 kulit), tetapi atom Cl (17) memiliki muatan inti lebih besar dibandingkan atom Na (11), sehingga gaya tarik inti atom Cl lebih kuat daripada Na. Akibatnya, jari-jari  atom Cl lebih pendek daripada Na.


Li
1,55
Be
1,12
B
0,98
C
0,77
N
0,75
O
0,74
F
0,72
Na
1,90
Mg
1,60
Al
1,43
Si
1,11
P
1,06
S
1,02
Cl
0,99
K
2,35
Ca
1,98
Ga
1,22
Ge
1,22
As
1,19
Se
1,16
Br
1,14
Rb
2,48
Sr
2,15
In
1,41
Sn
1,41
Sb
1,38
Te
1,35
I
1,33
Cs
2,67
Ba
2,21
Tl
1,75
Pb
1,75
Bi
1,46




            Sumber: Unggul Sudarmo
Dari gambar dan tabel tersebut, terlihat bahwa: 
  1. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, kulit atomnya bertambah (jumlah kulit = nomor periode), meskipun dalam hal ini jumlah muatan inti semakin banyak tetapi pengaruh bertambahnya jumlah kulit lebih besar daripada pengaruh muatan inti. Akibatnya jarak elektron kulit terluar terhadap inti makin jauh (panjang). 
  2. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jumlah kulit elektronnya tetap tetapi muatan inti (nomor atom) dan jumlah elektron pada kulit semakin bertambah. Akibatnya, gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kuat sehingga menyebabkan jarak elektron kulit terluar dengan inti semakin dekat (pendek).

Dalam satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom semakin bertambah.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari atom semakin berkurang.


2. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron yang terikat paling lemah oleh suatu atom-atom atau ion dalam wujud gas. Elektron yang terikat paling lemah dari suatu atom adalah elektron yang terdapat pada kulit terluar.

Misalnya:        Na(g)  → Na+(g) + e-                   E1 = 495,5 kJ/mol
                        Mg(g) → Mg+(g) + e-                  E1 = 738 kJ/mol

Besarnya energi ionisasi merupakan ukuran mudah tidaknya elektron terlepas dari atom, atau kuat tidaknya elektron terikat oleh inti atom. Semakin besar energi ionisasinya, semakin sukar elektron terlepas dari atom. Sebaliknya, semakin kecil energi ionisasinya semakin mudah elektron terlepas dari atom.

Golongan

IA
IIA
IIIA
IVA
VA
VIA
VIIA
VIIIA
H
1.321

He
2.373
Li
520
Be
900
B
801
C
1.086
N
1.402
O
1.314
F
1.681
Ne
2.081
Na
495,5
Mg
738
Al
578
Si
789
P
1.012
S
1.000
Cl
1.251
Ar
1.521
K
418,7
Ca
590
Ga
579
Ge
762
As
947
Se
941
Br
1.140
Kr
1.351
Rb
404
Sr
550
In
558
Sn
709
Sb
834
Te
869
I
1.008
Xe
1.170
Cs
376
Ba
503
Tl
589
Pb
716
Bi
703
Po
812
Ar
?
Rn
1.037
Sumber: Unggul Sudarmo


Dari tabel dan grafik tersebut terlihat bahwa energi ionisasi unsur-unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan cenderung semakin bertambah dan energi ionisasi unsur-unsur segolongan dari atas ke bawah semakin mengecil. Untuk setiap periode, energi ionisai minimum untuk logam alkali dan maksimumnya untuk gas mulia.

Dalam satu golongan dari atas ke bawah, energi ionisasi semakin kecil.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, energi ionisasi semakin besar.

3. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dihasilkan atau dilepaskan apabila suatu atom menarik sebuah elektron. Afinitas elektron dapat digunakan sebagai ukuran mudah tidaknya suatu atom menangkap elektron. Semakin besar energi yang dilepas (afinitas elektron) menunjukkan bahwa atom tersebut cenderung menarik elektron dan menjadi ion negatif.

Misalnya: Cl(g) + e-   → Cl-(g) Afinitas elektron = 352,4 kJ. 

Golongan

Periode
IA
IIA
IIIA
IVA
VA
VIA
VIIA

VIIIA

1
H
-73

He
 21
2
Li
-60,4
Be
240
B
-27
C
-123
N
 -7
O
 -142,5
F
-331,4
Ne
 29
3
Na
-52,2
Mg
230
Al
-45
Si
-135
P
 -72,4
S
 -202,5
Cl
-352,4
Ar
 35
4
K
-48,9
Ca
 156
Ga
-30
Ge
-120
As
 -78
Se
 -197
Br
-327,9
Kr
39
5
Rb
-47,7
Sr
 168
In
-29
Sn
-122
Sb
 -102
Te
 -192,1
I
-298,4
Xe
41
6
Cs
-46,0
Ba
 52
Tl
-30
Pb
-110
Bi
 -110
Po
 -190
At
-270
Rn
 41
Sumber: Unggul Sudarmo



Semua unsur golongan utama memiliki afinitas elektron bertanda negatif. Kecuali unsur alkali tanah (IIA) dan gas mulia (VIIIA). Afinitas elektron terbesar dimiliki unsur halogen (VIIA) karena unsur golongan ini yang paling mudah menangkap elektron. Maka, unsur yang mempunyai afinitas elektron terbesar adalah Klor dengan nilai afinitas –352,4.

Afinitas elektron suatu unsur dalam satu golongan, muatan inti bertambah positif, jari-jari atom makin besar, dan gaya tarik inti terhadap elektron yang ditangkap makin lemah, akibatnya afinitas elektron berkurang. Sedangkan dalam satu periode, muatan inti bertambah positif sedang jumlah kulit tetap menyebabkan gaya tarik inti terhadap elektron yang ditangkap makin kuat, akibatnya afinitas elektron cenderung bertambah.

Dalam satu golongan dari atas ke bawah, afinitas elektron semakin kecil.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, afinitas elektron semakin besar.

4. Kelektronegatifan
Keelektronegatifan atau elektronegatifitas adalah kecenderungan suatu atom dalam menarik pasangan elektron yang digunakan bersama dalam membentuk ikatan.

Semakin besar harga keelektronegatifan suatu atom, semakin mudah bagi atom tersebut untuk menarik pasangan elektron ikatan, atau gaya tarik elektron dari atom tersebut semakin kuat. Dengan demikian, pola kecenderungannya akan sama dengan afinitas elektron.

Keelektronegatifan mempunyai makna yang berlawanan degan energi ionisasi, sebab semakin mudah suatu atom melepaskan elektron berarti semakin sukar dalam menarik elektron, dan sebaliknya. Skala keelektronegatifan tidak mempunyai satuan sebab harga ini didasarkan kepada gaya tarik suatu atom pada elektron, reltif terhadap gaya tarik atom lainnya pada elektron.

Dalam satu golongan dari atas ke bawah, keelektronegatifan atom unsur semakin besar.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, keelektronegatifan atom unsur semakin kecil.

Kesimpulan:
Sumber: httpswww.epanrita.com201801sifat-sifat-keperiodikan-unsur.html





Tidak ada komentar:

Posting Komentar